Jujur
saja bahwa sampai saat ini saya merasa begitu terpuruk. Sulit menumbuhkan
semangat setelah lelah dan rutinitas yang telah membuat bosan. Huh! Sebenarnya
ada satu hal yang bisa mengubah segalanya. BUKU. Itu saja. Saya telah lama
ingin membeli buku, tapi sampai saat ini kebiasaan itu belum terulang kembali.
Selain toko bukunya yang tidak selalu jualan, budgetnya harus direlakan buat
keperluan lain. Ada lagi. Daftar buku buku yang ingin saya beli itu nggak ada
di Pagaralam. Duh, Pagaralam. Kota kelahiran nan sejuk. Tapi kenapa dirimu
masih begitu polos tanpa warna yang mengundnag selera. Mandela’s Way, Perempuan
Perempuan Yang Mengubah Dunia, buku-buku terbitan Tarbawi. Uh! Gregetan!!
Tadi,
karena nggak ada buku baru yan bisa dibaca, kembali deh membuka-buka daftar
majalah dan buku-buku lama. Ada pendaran-pendaran semangat yang menghangat,
tapi membacanya dua kali membuat saya merasa kehilangan waktu ini yang
semestinya untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Ya Allah, pertemukanlah Hamba
dengan teman-teman yang banyak buku-buku bagus. Jadi meski saya belum bisa
membeli, minimal saya telah bisa mmebacanya lewat pinjaman. Tapi di Pagaralam
benar-benar nggak ada. Hiks!
Pagaralam,
Pagaralam. Kau Indah, sejuk, bebas polusi, menyehatkan. Tapi saya tetap tidak
merasa puas. Saya masih butuh ilmu yan banyak, yang bejibun, yang mengalir
kemana-mana. Sepertinya jika kau tetap seperti ini, saya akan meninggalkanmu.
Saya akan pergi ke tempat dimana saya bisa mendapatkan buku sebanyak-banyaknya.
Well, ada resikonya memang. Saya harus meninggalkan pekerjaan saya dan
keluarga. Dua hal yang sangat rumit. Saya telah mendiskusikannya dengan
orang-orang yang saya percaya dengan latar belakang yang berbeda-beda pula.
Dan, pada intinya mereka sepakat bahwa saya harus make a move. Hihihi, kayak
iklan rokok saja. Tapi saya nggak suka rokok. So, berhentilah merokok demi
kesehatanmu dan agarsaya nyaman berbicara dengamu selamanya. Semoga dirimu akan
membacanya suatu ketika.
Tarbawi
edisi 236 th. 12, Syawal 1431, 7 Oktober 2010
“Jika
kita jauh dari keluarga karena menuntut ilmu, maka pelihara kehormatan mereka
dengan belajar yang rajin. Jika kita
meninggalkan mereka untuk urusan nafkah, jaga kehormatan mereka denga mencari
pekerjaan-pekerjaan yang halal dan legal. Bekerjalah dengan gigih, dan jangan
mudah menyerah”
Inilah
yang membuat saya kian mantap untuk berhijrah. Belum lagi bahwa Allah telah
memberikan ridho kepada hambaNya yang berhijrah dengan niat untuk lebih baik
daris segi ibadah dan ilmu. Rasul dan sahabat hijrah dari Mekah ke Madinah
semata-mata karena ingin eksistensi mereka sebagai muslim tetap terjaga. Semua pasti beresiko memang, tapi ada
berkahnya karena saya berniat baik. Tentang Ridho, entahlah saya lupa. Dimana
saya sempat membaca sebuah kalimat. Isinya adalah “Mencari Ridho Allah bukan
semata untuk Kaya”. Atau Ridho Allah bukan semata berbetuk kekayaan. Sebuah
paradigm yang mengingatkan saya untuk jangan lupa dan salah sangka. Ya Allah
buatlah benar-benar bahwa ridho Engkau itu bukan kami yakini semata dalam
berbentuk harta, pangkat atau ketenaran. Tapi keshalihan kami, teman dan
keluarga yang kian bertambah dan bisa kami menjaga keberadaan mereka serta
jalan rezeki yang tidka perah putus. Buat kami ridho dnegan kekurangan harta
yang kami miliki. Buat kami senang menjalani masa-masa kami yang mungkina akan
dating nanti. Teguhkanlah hati kami untuk tidak pernah berpaling dari segala
bentu kasih sayangMu yang tak pernah engkau hilangkan bagi semua makhluk
ciptaanMu. (jadi curhat nih…)
Alhamdulillah,
perut mulai hangat karena sudah sarapan. Telur kuah kuning, ikan asin dan tempe
goreng, sudah cukup untuk pagi ini.
Matahari
mulai masuk lewat pintu belakang rumah yang terbuka. Disini aku merasa butuh
matahari untuk bergerak. Berbeda ketika ditempat suamiku di Bekasi. Panasnya
seolah ingin izin untuk tak butuh barang sejenak. Kicau burung yang bergema
dari kejauhan. Air sungai yang suaranya terdengar bendesah kala sepi merayap.
Saat ini tak terdengar. Desauannya kalah dengan hingar binger kendaraan abad
modern yang hilir mudik. Saya sendiri saat ini. Suami saya jauh di Bekasi. Ada
Ebit G ade yang bisa mengobati rasa rindu ini. Luar biasa memang efek CINTA.
Biarlah, nanti aku akan menikmati hari-hariku
menjadi seorang istri dengan Sang Pangeran Kunci Syurgaku. Aku akan bertemu dengan orang-orang lebih banyak lagi, belajar lagi. Aku ingin bahasa inggrisku mumpuni dan mampu bersaing
dimanapun. Aku tidak memiliki apa-apa ya Allah. Hanya Engkau yang kumiliki.
Ridhoi apa yang harus hamba jalani. Buat hamba ikhlas menjalaninya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar